Aura (AURA), token budaya yang dibangun di atas blockchain Solana (SOL), mencatat apresiasi harga lebih dari 3.500% dalam 24 jam terakhir.
Lonjakan ekstrem ini telah memantik gelombang keuntungan bagi para investor. Namun, analis pasar memperingatkan bahwa reli ini bisa saja bagian dari skema rug pull berskala besar.
Apa Penyebab Harga Token Aura Meledak?
Berdasarkan data terkini, AURA terpompa dari titik rendah US$0,001 hingga menyentuh US$0,037 pada waktu publikasi. Ini menandai apresiasi sebesar 3.538% dalam satu hari. Selain itu, kapitalisasi pasarnya ikut melonjak dari sekitar US$1,1 juta menjadi US$34,4 juta.
- Baca Juga: Penasaran, Siapa Pemilik Bitcoin Terbanyak 2025? Cari Tahu di Sini
Volume perdagangan juga melesat tajam 106.684,40% hingga mencapai US$38 juta, menunjukkan lonjakan minat investor dan aktivitas pasar. AURA kini menyandang gelar sebagai aset kripto dengan performa harian tertinggi di CoinGecko. Ia juga menjadi aset kripto paling trending di platform tersebut.
Data dari Lookonchain menguak bahwa reli AURA memungkinkan seorang whale membukukan profit senilai US$104.000.
“5 bulan lalu, trader FvaBFc menghabiskan US$24.000 untuk membeli 2,87 juta AURA, tapi nilainya sempat anjlok lebih dari 90%. Hari ini, AURA melonjak 35x lipat. Ia menjual seluruh 2,87 juta AURA dengan harga US$128.000—lebih dari cukup untuk menutup kerugian dan membawa pulang untung US$104.000,” tulis Lookonchain.
Seorang trader lain juga membagikan potensi profit yang belum terealisasi sebesar US$698.154 dari kepemilikan AURA-nya dalam sebuah unggahan di X (sebelumnya Twitter). Namun, reli tersebut turut memantik kekhawatiran dari para pengamat pasar.
“AURA, koin berusia setahun, tiba-tiba terpompa. Jangan tertipu. Mereka menipu sektor kripto. Beli aset dengan keyakinan kuat dan grafik organik. Ini tidak akan berakhir baik,” tutur seorang pengguna.
Sementara itu, David—pengamat yang dikenal sebagai pemburu scam kripto—melabeli AURA sebagai “Level 3 – Expert SCAM.” Dalam unggahannya, David menyoroti minimnya utilitas dari token ini.
Ia menjelaskan bahwa token ini dibuat pada tanggal 30 Mei 2024. Kapitalisasi pasarnya sempat menyentuh lebih dari US$70 juta saat AURA mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH). Meski begitu, nilainya langsung anjlok ke sekitar US$600.000.
“Token ini dirancang untuk rug pull! Mereka cuma beruntung saya belum mulai kerja waktu itu,” bunyi unggahannya.
David juga menyoroti lonjakan harga terbaru. Menurutnya, tidak ada penjelasan logis seperti kemitraan strategis atau utilitas yang mendasari kenaikan itu. Aktivitas pembelian on-chain naik drastis sekitar pukul 18.00 UTC pada 10 Juni.
Namun, belum jelas apakah lonjakan itu terjadi secara organik ataukah didorong secara artifisial. Utas tersebut juga menyoroti bahwa pasokan token dikendalikan dengan ketat.
- Baca Juga: Trump Berencana Ganti Ketua The Fed, Apa Dampaknya bagi Bitcoin?
David memaparkan bahwa banyak whale AURA yang menyimpan “bundel” token dalam jumlah besar. Menariknya, bundel-bundel ini bukanlah hasil simpanan jangka panjang, melainkan tergolong baru.
Juga, ia menunjukkan bahwa banyak whale tidak membeli token secara langsung. Alih-alih, mereka justru memperolehnya lewat transfer ataupun pembagian dari wallet lain.
Hal ini pun kian memperkuat dugaan adanya manipulasi atau upaya terkoordinasi untuk menggembungkan harga token secara artifisial. Jadi, meski reli AURA menciptakan cuan fantastis bagi sebagian pihak, keberlanjutannya masih jadi pertanyaan besar.
Bagaimana pendapat Anda tentang meroketnya harga token AURA ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!