loading…
Rahasia Moncer Suksesi Kepemimpinan di Liverpool. Foto: premierleague.com
Saat Juergen Klopp duduk di tribun Anfield dalam laga pamungkas melawan Crystal Palace, Minggu (25/5/2025) dia tak sekadar menyaksikan pertandingan. Ia menjadi saksi bagaimana tim yang dulu diasuhnya menjalani transisi ke tangan pelatih baru tanpa gejolak berarti. Klopp, dengan ekspresi bangga, ikut bertepuk tangan ketika kedua tim saling memberi guard of honour—Liverpool sebagai juara liga, dan Palace sebagai juara FA Cup. Momen saling menghormati ini mencerminkan semangat sportivitas dan kontinuitas yang lebih luas dari sekadar kompetisi.

Musim ini bisa saja menjadi masa transisi yang rumit. Tidak banyak yang menjagokan Liverpool untuk juara di bawah manajer baru. Bahkan sebagian besar fans hanya berharap bisa kembali ke Liga Champions. Tapi Arne Slot, pelatih asal Belanda yang datang tanpa gembar-gembor, justru berakrobat pada semua ekspektasi. Ia membawa Liverpool bukan sekadar bertahan di papan atas, melainkan kembali menjadi penguasa liga.
Slot bukan Kopp yang flamboyan. Usai mengangkat trofi Liga Inggris, dia berucap sederhana: “Saya tidak bermimpi bisa seperti ini. Tapi dengan pemain-pemain yang disiplin dan konsisten, semuanya mungkin.”

Dalam kalimat itu tersembunyi resep utama keberhasilannya—kerja keras, keteguhan prinsip, dan kepercayaan pada kualitas tim yang diwarisi dari Klopp.
Slot tidak membangun tim dari nol. Ia meneruskan fondasi yang sudah dipancang Klopp: pressing tinggi, semangat kolektif, dan kultur juara. Namun ia juga berani memberi sentuhan baru—meningkatkan efisiensi serangan, merotasi dengan lebih berani, dan memaksimalkan potensi pemain-pemain seperti Mohamed Salah , yang musim ini kembali luar biasa dengan mencetak 29 gol dan 18 assist.
Transisi ini menjadi bukti bahwa pergantian kepemimpinan tak harus disertai kekacauan atau kemunduran. Dengan perencanaan matang dan komunikasi yang baik, estafet kepemimpinan justru bisa memberi energi baru.
Apa yang terjadi di Liverpool musim ini bisa menjadi pelajaran bagi banyak klub sepak bola: bahwa suksesi tidak harus penuh intrik, tidak harus membawa perubahan drastis yang menanggalkan “assist” baik. Klopp memberi assist dengan anggun, Slot melakukan finishing dengan indah.
Ketika Arne Slot mengangkat trofi di hadapan publik Anfield, dia tidak sekadar merayakan keberhasilan. Ia merayakan keberlanjutan. Sebuah klub yang tidak hanya tahu bagaimana membangun kejayaan, tapi juga cara mempertahankannya. Inilah Liverpool. Kembali ke singgasana.
Slot Sempat Diragukan

Di awal musim, hampir seluruh pundit dan pengamat sepak bola tidak menjagokan Liverpool meraih gelar juara Liga Inggris. Pat Nevin bahkan menyebut Si Merah masih butuh satu musim lagi untuk bisa bersaing masuk empat besar. Chris Waddle menjagokan Manchester City dan Arsenal sebagai dua kandidat juara utama. Sementara Leon Osman mempertanyakan dampak kepergian Juergen Klopp terhadap performa The Reds.