Jakarta (ANTARA) – Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan hadirnya insentif untuk motor listrik (molis) dapat memicu pertumbuhan ekosistem elektrifikasi di Indonesia.
“Kita bisa lihat insentif sebelumnya, seperti subsidi sebesar Rp7 juta per unit, telah terbukti berhasil meningkatkan penjualan sepeda motor listrik secara signifikan,” kata Yannes Martinus Pasaribu kepada ANTARA, Senin.
Melalui data-data yang ada, peningkatan ketika hadirnya insentif Rp7 juta untuk pembelian motor listrik memang benar terjadi. Pada tahun 2023, penjualan sepeda motor listrik naik dari 11.532 unit menjadi 63.145 unit pada tahun 2024.
Data-data tersebut memberikan bukti bahwa keterlibatan pemerintah dalam menghidupkan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air sangat berpengaruh. Hal tersebut menjadikan kendaraan listrik memiliki harga yang cukup terjangkau.
“Harga yang lebih terjangkau akan mendorong lebih banyak masyarakat untuk beralih ke sepeda motor listrik. Kuncinya adalah, berapa besar insentif berupa subsidi pajak atau bantuan langsung yang dapat menurunkan harga sepeda motor listrik, sehingga lebih terjangkau bagi konsumen,” ujar dia.
Baca juga: Menperin diskusikan TKDN dan insentif bersama produsen otomotif
Harga yang cukup terjangkau tidak hanya memicu kinerja penjualan motor listrik secara nasional. harga yang cukup terjangkau juga diyakini dapat mengubah keyakinan calon konsumen yang masih ragu dengan kendaraan berbasis baterai tersebut.
Dengan adanya insentif yang bisa menurunkan harga sebuah produk, menjadikan penjualan motor listrik tidak hanya terbatas di sebagian kalangan saja. kalangan bawah yang belum tersentuh untuk menggunakan kendaraan bebas emisi ini, semakin mudah untuk disentuh.
Selain insentif yang diberikan untuk calon konsumen ev di segmen roda dua, pemerintah juga perlu memperhatikan beberapa kemudahan lainnya seperti perluasan infrastruktur pengisian baterai dan juga peningkatan kapasitas daya untuk home charging.
“Selain insentif motor listrik pada Agustus 2025, tetap perlu didukung dengan perluasan infrastruktur pengisian daya, kemudahan dan insentif penaikan daya untuk home charging sepeda motor bagi rumah yang berdaya listrik rendah,” lanjut dia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza memberikan sinyal terkait pemberian insentif sepeda motor listrik tetap akan dilanjutkan tahun ini.
Faisol saat ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta, Selasa (1/7), mengungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sudah menyetujui anggaran subsidi sepeda motor listrik tahun 2025 sebesar Rp250 miliar.
“Rapat terakhir secara langsung disetujui sebenarnya oleh Bu Menkeu (Sri Mulyani). Waktu itu cari angka (besaran subsidi) berapa, terus ada atau tidak (anggarannya),” ungkap Wamenperin.
Namun, ia mengatakan masih memerlukan diskusi lebih lanjut bersama kementerian teknis terkait dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian soal skema insentif ini.
Wamenperin mengatakan, ada sejumlah usulan skema pemberian insentif sepeda motor listrik, yaitu mengikuti skema lama dengan pemberian potongan subsidi Rp7 juta per unit yang dibeli, atau disamakan dengan pemberian insentif Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP).
Baca juga: Insentif motor listrik dapat mengurai keraguan konsumen
Baca juga: Wamenperin beri sinyal insentif motor listrik berlanjut tahun ini
Baca juga: Honda hadirkan diskon besar-besaran untuk motor listriknya selama Juli
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
