Olahraga

Dari Pegunungan ke Puncak UFC!

×

Dari Pegunungan ke Puncak UFC!

Sebarkan artikel ini



loading…

Kisah Khabib Nurmagomedov, dari kerasnya puncak Dagestan hingga menjadi ikon global UFC, bukanlah jalur mulus / Foto: UFC

Kisah Khabib Nurmagomedov , dari kerasnya puncak Dagestan hingga menjadi ikon global UFC, bukanlah jalur mulus. Kegigihan, kerja keras tanpa henti, dan visi sang ayah, Abdulmanap Nurmagomedov, menjadi fondasi perjalanannya yang kini menyentuh hati para pejuang dan penggemar di seluruh dunia.

Bertahun-tahun setelah gantung sarung tangan di Octagon, narasi The Eagle kembali hadir dalam format yang kuat: sebuah video time-lapse yang merangkum kebangkitannya dari anonimitas menjadi legenda. Dibagikan oleh veteran UFC Akira Corassani dan digaungkan oleh manajer lamanya, Ali Abdelaziz, video ini bukan sekadar nostalgia.

Ini adalah pengingat akan esensi kerja keras sejati dan bagaimana disiplin seorang individu dapat menginspirasi jutaan orang. Video yang menakjubkan ini memperlihatkan transformasi Khabib Nurmagomedov dari 1988 hingga 2025.

Baca Juga: Pengakuan Khabib Nurmagomedov: Conor McGregor Biayai Proyek di Dagestan!

Meskipun visualnya tampak dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), klip ini adalah penghormatan yang mendalam kepada seorang anak gunung yang menjelma menjadi definisi kehebatan di dalam Octagon. Setiap momen penting dan setiap kemenangan dipadatkan dalam hitungan detik, menampilkan evolusi The Eagle selama bertahun-tahun.

Bagi Ali Abdelaziz, video yang awalnya diunggah oleh Akira Corassani ini memiliki makna yang lebih dalam. Bagaimana mungkin merangkum esensi kisah The Eagle hanya dalam sebuah teks? Namun, Abdelaziz mencoba yang terbaik melalui unggahan di Instagram Story-nya.

“Anak laki-laki itu tumbuh menjadi pria dewasa dan menguasai dunia. Menginspirasi jutaan orang. Anak laki-laki itu lahir di pegunungan, jauh dari kenyamanan Barat. Tidak ada hak istimewa, tidak ada jalan pintas, dan peluang yang jauh lebih sedikit. Kerja keras! Karyanya berbicara sendiri. Dengan cinta/ Sebuah #budaya,” tulis Ali Abdelaziz.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *