Siklus pasar saat ini terlihat dari besarnya minat institusional terhadap kripto. Bisnis di seluruh dunia meningkatkan upaya untuk mengintegrasikan aset digital ke dalam struktur keuangan mereka.
Meskipun Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) tetap menjadi fokus utama, Fabian Dori, Chief Investment Officer di bank aset digital Sygnum, menekankan bahwa altcoin yang terkait dengan ekosistem Web3 yang sedang berkembang mungkin akan mengalami peningkatan permintaan. Dalam percakapan eksklusif dengan BeInCrypto, Dori membahas gelombang adopsi institusional berikutnya dan ke mana arah pasar.
- Baca Juga: Prediksi Harga Ripple (XRP) 2025/2026/2030
Minat Institusional Beralih ke Altcoin: Solana (SOL) dan XRP (XRP) Mungkin Memimpin
Ada pergeseran yang signifikan dalam dinamika pasar sejak tahun lalu. Sebuah survei yang dilakukan oleh Sygnum pada November 2024 menunjukkan bahwa 57% institusi berencana untuk meningkatkan investasi kripto jangka panjang mereka.
Selain itu, 63% dari responden berniat untuk meningkatkan alokasi kripto mereka dalam tiga hingga enam bulan ke depan, sebuah skenario yang saat ini sedang berlangsung. BeInCrypto telah melaporkan secara luas bagaimana bisnis mengalokasikan jutaan untuk membangun perbendaharaan kripto.
Bitcoin memimpin, karena setidaknya 61 perusahaan telah berinvestasi di dalamnya. Dori menjelaskan bahwa minat terhadap Bitcoin berasal dari statusnya sebagai aset penyimpan nilai.
Selain itu, dominasi Ethereum dalam ruang smart contract telah membawanya ke sorotan institusional. Namun, keterlibatan ETH tetap relatif kurang menonjol ketimbang Bitcoin.
Selain dua mata uang kripto teratas, Dori menyoroti Solana dan XRP sebagai aset berikutnya yang menjadi perhatian investor.
“Berdasarkan arus aset institusional, kami melihat minat yang meningkat pada altcoin seperti SOL dan XRP karena kasus penggunaan yang saling melengkapi dan kejelasan regulasi yang semakin baik,” ujarnya.
Eksekutif tersebut menjelaskan bahwa Solana menonjol dengan blockchain yang efisien dan kemampuan smart contract, berfokus pada throughput tinggi, biaya transaksi rendah, finalitas cepat, dan ekosistem DePIN yang berkembang. Selain itu, Solana memiliki kehadiran signifikan dalam DeFi, dengan decentralized exchange (DEX) seperti Raydium, Orca, dan Pump.fun, yang secara kolektif melihat hampir US$1 triliun dalam volume perdagangan kumulatif.
Kondisi itu membuat Solana menarik bagi investor skala besar dan pengembang yang ingin membangun platform DeFi yang dapat diskalakan dan mengeksplorasi kasus penggunaan waktu nyata seperti perdagangan, pembayaran, dan permainan.
Selain itu, dia mencatat bahwa meskipun XRP telah lama bermanfaat untuk pembayaran lintas batas, stablecoin RLUSD Ripple telah memperkuat posisinya. Penggunaannya bahkan semakin populer di kalangan lembaga keuangan karena kemampuan remitansi berbiaya rendahnya.
“Peluncuran XRP futures oleh CME pada 2025 dan potensi persetujuan ETF untuk XRP dan SOL menunjukkan kesiapan institusional untuk bergerak lebih jauh pada kurva risiko,” tutur Dori kepada BeInCrypto.
Altcoin Dengan Kasus Penggunaan Nyata
Dori juga menunjukkan bahwa layanan oracle Chainlink sangat penting untuk DeFi dan smart contract. Fitur tersebut mampu memastikan feed data yang andal. Oleh karena itu, ini menjadikannya kandidat potensial untuk dukungan institusional.
“Tidak seperti token spekulatif dengan sedikit atau tanpa kasus penggunaan, altcoin yang menawarkan eksposur ke ekosistem Web3 yang sedang berkembang juga dapat melihat peningkatan permintaan, terutama yang diatur oleh komunitas aktif dan mendapat dukungan dari utilitas nyata,” tambahnya.
Dia memprediksi bahwa altcoin yang menawarkan penghasilan hasil, seperti yang memungkinkan staking dan stablecoin yang menghasilkan hasil, akan menjadi semakin populer. Dori menekankan bahwa tren ini sudah mendapatkan daya tarik.
“Ini adalah salah satu area fokus utama bagi investor institusional, dan opsi terbaik yang saat ini tersedia termasuk staking, liquid staking, restaking, perbendaharaan tokenized, integrasi DeFi, dan peluang arbitrase,” paparnya.
Dori menyebutkan USDe dari Ethena dan perbendaharaan tokenized dari Ondo Finance adalah contoh bagaimana mereka telah mendapatkan popularitas di kalangan investor. Dia juga mencatat bahwa institusi sedang menjajaki layanan staking, pinjaman terdesentralisasi, penyediaan likuiditas, dan pembuatan pasar sebagai sumber hasil alternatif.
Selain itu, strategi arbitrase, seperti funding rate dan basis trade arbitrage, menarik institusi yang akrab dengan strategi pengembalian absolut netral pasar.
Apa yang Datang Setelah Bitcoin? Tren Besar Berikutnya dalam Aset Kripto Institusional
Sementara itu, berbicara kepada BeInCrypto, Dori berbagi apa yang akan datang selanjutnya. Dia percaya adopsi kripto institusional akan melampaui exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot dan Ethereum.
“Saya melihat lebih banyak keterlibatan dengan derivatif canggih, termasuk futures, opsi, swap perpetual, dan produk terstruktur lainnya yang memungkinkan institusi untuk mengelola risiko, menerapkan strategi perdagangan canggih, dan mendapatkan eksposur dengan cara yang efisien secara modal, sejalan dengan alur kerja investasi tradisional mereka. Instrumen ini memungkinkan hedging dan leverage, menarik bagi manajer aset yang mencari pengembalian yang disesuaikan dengan risiko,” terang eksekutif tersebut.
Selain itu, dia berbagi bahwa tokenisasi aset dunia nyata semakin mendapatkan daya tarik dan diharapkan menjadi area pertumbuhan yang signifikan. Termasuk tokenisasi real estat, komoditas, dan kredit swasta.
Produk tersebut menawarkan manfaat seperti fraksionalisasi, likuiditas yang lebih baik, peluang hasil, dan transparansi yang lebih besar di pasar yang sebelumnya kurang dapat diakses.
“Saya juga memprediksi peningkatan keterlibatan dengan DeFi melalui gerbang yang aman dan patuh, termasuk platform DeFi yang diizinkan dan layanan pinjam-meminjam tingkat institusi untuk berbagai aset digital, memungkinkan manajemen treasury yang canggih dan penghasilan hasil,” komentar Dori.
Terakhir, dia menyebutkan DePIN, yang menyelaraskan insentif untuk layanan dunia nyata, dan integrasi AI-blockchain, yang menarik modal ventura karena kasus penggunaannya, daya tarik luas, dan skalabilitasnya.
Walaupun adopsi yang meningkat menguntungkan sektor secara keseluruhan, ini menimbulkan pertanyaan tentang di mana keuangan tradisional (TradFi) cocok dalam semua ini. Menurut Dori, bank akan menjadi jembatan utama ke kripto bagi investor institusi.
Walaupun pemain kripto asli mendominasi ritel dan DeFi, bank menawarkan kepatuhan regulasi, kustodi tingkat institusi, dan integrasi mulus dengan sistem TradFi—faktor penting yang menjadi kebutuhan manajer aset dan korporasi.
“Lanskap regulasi yang membaik di AS, yang mencakup Staff Accounting Bulletin 122 dari SEC, kemungkinan akan memperkuat keterlibatan bank dengan kripto. SAB 122 mendorong bank untuk menawarkan layanan kripto seperti staking dan pinjam-meminjam, meningkatkan daya saing mereka, yang bisa menggerus pangsa pasar yang saat ini dikuasai oleh pemain asli seperti Coinbase dan Binance,” terang dia.
Dori membayangkan bahwa infrastruktur dan kerangka KYC bank akan membantu mengikutsertakan institusi. Ini terlihat dari adopsi stablecoin oleh Visa dan PayPal. Dia memprediksi munculnya model hibrida. Di sini, bank mungkin berkolaborasi dengan platform asli untuk meningkatkan akses tanpa memerlukan pengetahuan khusus untuk beroperasi di ruang kripto.
Bagaimana pendapat Anda tentang peluang Solana dan XRP di kalangan investor institusi? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
