Ekonomi

Secara Historis Bitcoin Cenderung Tangguh Saat Konflik Berlangsung, Benarkah?

×

Secara Historis Bitcoin Cenderung Tangguh Saat Konflik Berlangsung, Benarkah?

Sebarkan artikel ini



Gejolak geopolitik yang terjadi di Timur Tengah antara Israel dan Iran menciptakan turbulensi di pasar kripto. Bitcoin (BTC) yang berkontribusi lebih dari 50% atas kapitalisasi pasar kripto global juga ikut bergerak fluktuatif, membuat efek guncangan di pasar lebih terasa. Namun demikian, sejarah membuktikan bahwa harga Bitcoin cenderung tangguh saat konflik berlangsung. Bagaimana prospek ke depannya?

Meski menyandang status sebagai aset berisiko, data historis memperlihatkan bahwa Bitcoin tetap stabil bahkan menguat dalam konflik bersenjata berlangsung. Dalam 10 tahun terakhir, berbagai peristiwa seperti perang Rusia – Ukraina di 2022, konflik Israel – Gaza di 2023 dan peristiwa terbaru, yakni Israel – Iran, tetap tidak membuat harga BTC jatuh dalam jangka panjang.

  • Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin (BTC) 2025, 2026, 2030

Struktur Jangka Panjang Bitcoin Masih Positif

Memandang hal itu, Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan berdasarkan data Tokocrypto, harga Bitcoin bergerak stabil meskipun pasar tengah mengalami ketidakpastian. Ethereum dan altcoin lain juga mencatat kinrja yang data. Sementara sentimen investor masih menunggu sinyal dari The Fed mengenai arah kebijakan moneter ke depannya.

“Pasar kripto saat ini berada dalam fase konsolidasi. Bitcoin sedang menguji zona support di US$104.000. Volume perdagangan menurun dan ADX berada di level 16 yang menandakan belum adanya tren kuat. RSI juga netral di angka 45. Ini adalah fase menunggu arah baru, baik dari kebijakan bank sentral AS maupun perkembangan geopolitik,” jelas Fyqieh melalui keterangan resmi.

Lebih jauh menurutnya, struktur jangka panjang Bitcoin masih positif, dengan pola golden cross antara EMA 50 dan EMA 200 hari yang tetap utuh. Nah kemarin, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di 4,25% hingga 4,50%, jika sampai dengan Juli menjelang FOMC selanjutnya The Fed bisa memberikan sinyal dovish, BTC lanjut Fyqieh berpotensi kembali menguat menuju US$110.000.

Dalam analisisnya, Bitcoin saat ini menghadapi resistansi di level US$106.500, dilanjutkan dengan zona US$108.800 hingga US$110.000, dan resistansi kritis di US$112.000. Sementara itu, support terdekat berada di kisaran US$102.000 hingga US$103.000, dengan level psikologis US$100.000 sebagai penopang utama.

Dukungan kritis jangka panjang berada di sekitar US$93.200, yang bertepatan dengan EMA 200 hari. Pasar kripto kini menantikan pertemuan The Fed berikutnya serta perkembangan konflik global yang masih terus berlangsung.

Dengan kapitalisasi pasar kripto global yang tetap bertahan di US$3,25 triliun dan arus masuk ETF yang positif, peluang pemulihan harga tetap terbuka di tengah gejolak.

Konflik Geopolitik Dalam Jangka Panjang Cenderung Untungkan BTC

Ditambah, meningkatnya tensi antara Israel dan Iran juga tidak membuat investor goyah. Hal itu terlihat pada 13 Juni kemarin, ketika Israel meluncurkan rudal ke Iran, harga BTC memang sempat mengalami penurunan. Namun kembali pulih dalam beberapa hari selanjutnya.

Investor institusi jumbo, MicroStrategy (Strategy) bahkan mengakuisisi 10.001 BTC senilai US$1 miliar, selang 3 hari setelah serangan rudal ke Iran terjadi.

“Konflik geopolitik meningkatkan ekspektasi inflasi global melalui lonjakan belanja fiskal, gangguan rantai pasok, dan kenaikan harga komoditas. Dalam jangka panjang, faktor-faktor ini cenderung menguntungkan Bitcoin,” ungkap Fyqieh.

Namun demikian lanjutnya, BTC tetap sensitif terhadap reaksi awal pasar terhadap perang, dengan kemungkinan tekanan jual sesaat setelah konflik pecah. Konflik internal seperti perang Tigray di 2020 atau kudeta Myanmar pada 2021 tidak berdampak signifikan terhadap harga Bitcoin.

Menunjukkan bahwa dampak terhadap harga lebih ditentukan oleh kedekatan geopolitik dan keterlibatan pasar keuangan global.

Seiring meningkatnya adopsi institusional dan kepemilikan BTC oleh entitas besar seperti BlackRock, Coinbase, dan bahkan pemerintah AS, Bitcoin kini semakin terkorelasi dengan pasar tradisional. Hal ini menjadikan BTC rentan terhadap tekanan pasar global, namun sekaligus memperkuat posisinya sebagai bagian dari sistem keuangan global yang lebih luas.

Dalam kacamatanya, hal itu menjadi pertimbangan penting bagi investor. Karena artinya, BTC tidak lagi berdiri sendiri seperti satu dekade lalu. Faktor makroekonomi dan geopolitik kini memiliki pengaruh besar terhadap harga dan justru menjadi instrumen relevan untuk diversifikasi portofolio.

Bagaimana pendapat Anda tentang kemampuan Bitcoin saat konflik berkecamuk? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

akun mahjong max winsjp rp 39 juta di mahjong ways 2platform mahjong teknologi gampang menang dari mas albertmahjong diyakini masyarakat hasilkan pundi uang sebanyak mungkinjp scatter mahjong wins bikin budi naik bmw tetangga auto melongousai ngalamin momen maxwin mahjong wins 2 kasir minimarket ini malah jajan motor barudasar peluang menang mahjong tiap hari tidak ada batasan segera withdrawkanbukan rahasia lagi udah pada tahu main mahjong pake qris gampang scatterslot gacorSlot Gacor Bonus Member Link Alternatif