Ekonomi

Indodax : Koreksi Bitcoin Adalah Proses Detoksifikasi

×

Indodax : Koreksi Bitcoin Adalah Proses Detoksifikasi

Sebarkan artikel ini



Setelah sempat menorehkan level tertinggi sepanjang masa (ATH) di kisaran US$111.000 pada 23 Mei kemarin, pergerakan Bitcoin kembali loyo pada hari ini, Jumat (13/6). Data CoinGecko mengungkap harga aset kripto nomor wahid itu berada di kisaran US$104.699 atau sudah mengalami koreksi lebih dari 5% dari harga tertingginya. Menegangnya konflik yang terjadi antara Israel dan Iran dituding menjadi biang keladi dari melemahnya harga sang jawara kripto tersebut.

Memandang hal itu, Vice President Indodax, Antony Kusuma menjelaskan, penurunan Bitcoin merupakan efek dari ketegangan geopolitik dan likuidasi besar-besaran yang terjadi di pasar derivatif juga spot.

  • Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin (BTC) 2025, 2026, 2030

Koreksi Bitcoin Adalah Proses Detoksifikasi

Meski demikian, ia percaya bahwa situasi ini merupakan proses yang normal dan masih dalam kondisi sehat di tengah uptrend yang tengah terjadi. Menurutnya, investor kini tengah melakukan proses pengambilan reposition, sembari menunggu momentum yang lebih matang untuk melangkah lebih jauh.

“Ini seperti proses detoksifikasi. Pasar tengah membersihkan posisi yang dianggap overleveraged. Sehingga nantinya pergerakannya akan lebih sehat dan matang saat terjadi rebound,” jelas Antony melalui keterangan resmi.

Jika melihat secara lengkap, pelemahan Bitcoin memang terjadi saat serangan Israel terhadap Iran tengah menjadi pusat perhatian. Kondisi itu mendorong para investor memilih untuk mencari instrumen yang lebih aman dan menjauh dari risiko.

Laporan BeInCrypto sebelumnya mengungkap hampir US$1 miliar telah tersapu dari pasar kripto di 24 jam terakhir. Saat berita ini ditulis volume perdagangan Bitcoin mencapai US$369 miliar, sementara total kapitalisasi pasar kripto turun 3,38%.  

Sementara aset kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, Ethereum (ETH) turun 9,5%. Diikuti oleh XRP yang turun 5,71%, dan Solana (SOL) turun 10,16%. Penurunan tersebut memberi sinyal lebih hati-hati bagi pasar, apalagi saat pergerakan saat ini tampak mirip dengan yang terjadi pada Januari 2025.

Dalam kacamatanya, proses likuidasi massal saat ini bukan sebuah sinyal negatif, tapi justru sebuah pembersihan leverage yang memang harus terjadi untuk menjaga stabilitas pasar.

  • Baca Juga: Cara Pensiun Dini dengan Bitcoin (BTC): Para Pakar Ungkap Strategi Utama

Proses Likuidasi Terjadi Seiring Dengan Adopsi

Proses likuidasi juga terjadi seiring proses adopsi yang terus meluas dan perbaikan aspek teknologi yang tengah terjadi di ekosistem kripto.

Sebagai catatan, selain tertekan oleh likuidasi dan pola pergerakan yang serupa, Bitcoin juga tengah terhimpit oleh kondisi makroekonomi, yaitu peluang penurunan suku bunga The Fed yang kian menipis. The FedWatch tool mencatat bahwa probabilitas untuk terjadi penurunan suku bunga saat pertemuan FOMC 18 Juni 2025 mencapai 0%. Investor tengah meletakkan probabilitas lebih besar (99,8%) bahwa The Fed akan menahan tingkat bunga saat pertemuan tersebut.

Selain itu, investor juga tengah mencermati rilis data Producer Price Index (PPI) AS  pada 12 Juni 2025. Indeks harga konsumen (CPI) AS tercatat 2,4%. Rilis data PPI tersebut juga berpotensi menambah tekanan negatif bagi pergerakan Bitcoin.

“Penurunan saat ini bukan sebuah kiamat, tapi sebuah proses penting yang harus terlewati sebelum momentum positif selanjutnya tiba,” pungkasnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang optimisme pelaku pasar terkait pergerakan Bitcoin saat ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

link hoki mahjong ways 3maxwin gede mahjong wins 2akun mahjong wins barukebun scatter mahjong ways 2slot gacorSlot Gacor Bonus Member Link Alternatif